Tabloid Benteng Tipikor

Picture
Tangerang - Penancapan paku emas 24 karat seberat 10,13 gram di lantai terakhir pembangunan (topping off) Summarecon Mal Serpong (SMS) tahap kedua di kawasan Summarecon Serpong, Tangerang, Banten, dilangsungkan Rabu, 27 April 2011. Paku ditancapkan langsung oleh Komisaris Utama PT Summarecon Agung Tbk. Cipto Soetjipto.

Dalam pembangunan SMS 2, lahan diperluas dari 50 ribu meter menjadi 110 ribu meter. Topping off dilakukan Summarecon melalui anak usahanya PT Lestari Mahadibya. "Perluasan SMS sebagai jawaban atas berkembangnya kebutuhan masyarakat di Serpong dan sekitarnya," ujar Direktur Summarecon Soegianto Nagaria.

Tahun lalu, SMS 1 mampu menarik jumlah kunjungan hingga 11 juta per tahun. Jumlah ini terus meningkat saban tahun sejak SMS hadir pada 2007. "Meningkatnya jumlah kunjungan mencerminkan tingginya kebutuhan sebuah destinasi hiburan dan belanja bagi warga Serpong dan sekitarnya," kata Nagaria.

Dia juga menjelaskan, dengan konsep "your family mall" SMS kerap berinovasi dengan terobosan atraktif. Konsep alfresco dining area atau The Downtown Walk tak pernah sepi sebagai tempat hang out dan meeting point bagi kaum muda, pekerja, keluarga, dan komunitas di wilayah Serpong.

Konsep The Downtown Walk tersebut belakangkan menjadi tren di wilayah Serpong dan sekitarnya. Konsep ini pula yang kemudian menjamur ke pelbagai pusat-pusat belanja lain di seputaran wilayah tersebut.

Pemerintah Tidak Akan Terbitkan Samurai Bond

Picture
Pemerintah tidak akan menerbitkan obligasi dalam bentuk denominasi yen atau samurai bond pada tahun 2011 ini menyusul terjadinya gempa dan tsunami serta kerusakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang. Kondisi tersebut membuat lembaga rating Standard and Poor’s (S&P) menurunkan prospek sovereign rating Jepang menjadi negatif. “Kami bisa mengerti kalau mereka menurunkan rating Jepang, karena kemarin mereka juga menurunkan rating beberapa negara di Eropa,” kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di kantor Kementerian Keuangan, di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (27/4) Dengan kondisi itu, kata Agus pemerintah tidak akan menerbitkan samurai bond. Sebab, kata dia kalau pemerintah akan menerbitkan bond, harus efisien. Meski begitu, Agus mengatakan komitmen Jepang untuk multilateral tetep akan dilanjutkan, “Tapi memang kalo di masa recovery mereka membutuhkan resources,” katanya. Jepang dengan begitu akan lebih fokus kepada dalam negeri. “Pemerintah tidak akan menerbitkan Samurai bond dulu supaya bisa ada ruang,” katanya.